Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2018

Semua Punya Dilan-nya Masing-Masing

Apa yang membuat Dilan begitu melekat pada setiap hati 6 juta penyaksinya adalah... Karena masing-masing dari mereka, pasti mempunyai kisah kasih di masa SMA nya sendiri-sendiri. Bagaimana kita pernah memadu kasih pada satu orang yang sangat spesial pada kurun waktu tidak lebih dari 3 tahun itu. Dan hanya pada kurun waktu tersebut, tidak lebih. Sangat sedikit yang benar-benar menemukan cinta sejatinya di jaman putih abu-abu itu. Buktinya, Dilan dan Milea yang terlihat sangat tidak terpisahkan itu, pada akhirnya, jatuh pada orang yang tidak sama. Tapi bukan berarti, masa indah itu bisa kita anggap tidak pernah ada. Masa-masa itu nyata, dan masa-masa itu memang indah. Sayangnya saja, masa-masa itu tidak ditakdirkan untuk kita nikmati selamanya. Mungkin itu hanyalah persinggahan, hanyalah batu loncatan untuk kita bisa lompat ke tempat yang lebih jauh, yang lebih baik, yang lebih cerah. Pasti salah satu dari kita, ingin percaya bahwa "Dilan" kita tidak akan berakhir

Awan & Matahari

Waktu itu kita lagi di pasar, mama belanja sayur-mayur dan bumbu dapur untuk persiapan dagang besok. Seperti biasa, kita selalu mampir di suatu toko, mencoba kudapan atau pelepas dahaga, mau yang sudah langganan ataupun baru mencoba. Itu lah mengapa aku suka sekali ikut mama ke pasar, entah kenapa kalau di luar rumah, kualitas waktu kita jadi lebih cair. Aku lebih gampang bercerita ketika kita dalam perjalanan atau ya seperti sekarang ini. Aku bercerita tentang bagaimana akhirnya aku berhasil melepas awan-awan kelabu yang sudah lama sekali aku tenggelam di bawahnya. Awan-awan yang selama ini aku selalu percayai menjadi persinggahan terakhirku. Bagaimana bisa, aku pun tidak tahu. Tapi dulu aku merasa, kalau mereka , juga merasa yang sama sepertiku. Namun, berkat sepenggal kalimat yang mama keluarkan setelahnya, seketika... menyadarkanku. Semacam mengeluarkan kartu AS, ketukan palu yang ketiga, dan tanda tangan di atas materai enam ribu. Untaian kata-kata itu, menjadi penentu pada na

Pesan 3 Baris Bagian 2

Sebagai manusia, sudah fitrahnya kita memiliki akal, Namun terkadang, akal itu relatif ada atau tidaknya, kadang, akal bisa terkendali... oleh perasaan. Kita cenderung hanya ingin percaya apa yang kita percaya, tanpa tau benar atau tidaknya, karena kita merasa kalau apa yang kita pegang teguh adalah memang yang benar-benar benar. Tiba-tiba kita menjadi bodoh, apalagi manusia yang berada di situasi... jatuh cinta, oh, bodohnya bukan main! Ketika kita sudah jatuh cinta, tak ada satupun yang bisa menentang kepercayaan kita, kepercayaan buta dimana kita jadi tidak mau menerima kenyataan. Kita takut kalau selama ini kita salah, maka dari itu, kita jadi memakai kacamata kuda, agar bisa berjalan sendiri menikmati rasa cinta ini. Padahal sih sebenarnya, setiap petunjuk sudah ada di depan mata kita, Tapi sayang, kita hanya bisa mengetahuinya ketika penyesalan sudah datang menghampiri. Selama ini, aku kira cinta yang aku percayakan adalah cinta yang benar. Cinta yang aba

Thank U, Next (SORRY IT JUST SUITS REALLY WELL)

Can not believe that the time is finally here, I thought it was only a fantasy, I thought it would never ever happen in a million years. Not once I would expect to listen to our song and not having a flashback of us singing in the car, Not once I would dare to see our pictures and old letters, unless it would reduce the feeling of missing you, Not once I would wonder that it's not gonna be us in the end. But it is clear so clear now, the answer is blatantly under my nose, sneaking so cleverly, and it needs 2 years for me to notice. The memories that I will gonna cherish forever. It's so good to be forgotten just like that. I will always be grateful, for the way you make me feel, for the way you bring me to this path, for the way you always have my back when I need one. Unfortunately... destiny is destiny, the future is not in our side. I'm so sorry, I'm so sorry, I'm so sorry... Thank you for everything. Thank you... Next. Aku akan sel

Devils Wears Whatever They're Wearing

After watching David Frankel's work of magic about a fresh-graduate women who's dreams to be a journalist and not so fashion at all but got to be some well-known fashion editor magazine's assistant instead... made me think a little bit. This women named Andrea... kinda remind me of myself a little bit (READ FIRST BEFORE YOU JUDGE ME FOR BECOMING TOO SELF-PROCLAIMED) Yes, I don't look as near as Anne Hathaway, or even has a little height different. But the way when she was being interviewed by Miranda, when she was too absent-mindedly talk about fashion and she doesn't even know who Miranda is anyway. Ring a bell to when I was on my internship... (flash back starts now) (SEBENERNYA GW MALU BGT NULISNYA TP YASUDAHLAH YA) Hari pertama kita sampai di lokasi syuting kita di luar kota. Lokasi syuting yang merupakan sebuah rumah yang juga merupakan base camp kita. Waktu itu lagi makan malem, semua orang sibuk dengan nasi kotaknya masing-masing di ruang makan. Sedan

My Closest Experience To Death

Literally 10 minutes ago, gue menyaksikan kepulangan seseorang ke rahmatullah di depan mata gue. . . . Atau mungkin lebih tepatnya...  seekor kucing. A little background story biar ceritanya nyambung. Flashback ketika gue masih TK-SD. Jadi keluarga gue ini emang sudah sering disebut sebagai " Keluarga Kucing."  Dimulai ketika dari kecil gue dan kakak-kakak gue sudah diperkenalkan kepada seekor hewan berbulu itu oleh orang tua gue. Jadi memang sudah ada beberapa generasi kucing yang pernah bersama kita seiring kita beranjak dewasa. Awalnya hanya satu-dua ekor kucing saja yang kami pelihara. Namun waktu kami hijrah dari Jakarta ke Cibubur, nyokap gue langsung bercita-cita mempunyai satu kamar khusus untuk kucing di rumah baru kita. Kamar kucing . Tentunya cita-cita itu tidak langsung terwujud seketika, kami memulai dari kandang-kandang di halaman belakang dulu sebelumnya. Kamipun tidak membeli banyak kucing, hanya jantan dan betina saja sudah cukup untuk membuat

Pure Love

Being the last or the youngest child made me never know what it's like to have a little brother/sister, so ever since my little baby niece born, I... kinda really get into character. The day we first met, it was love at first sight. I promised myself that I will always be there so I wouldn't missed her growing up. To create the special bond between auntie and niece, or like sisters with 18 years apart. To have that satisfying moment when she prefers to be with me instead of anybody else in the room. So I can make the "Ha! She CHOOSES me!" facial expressions. It's been 2 going 3 years since. And I'm falling in love more and more each day. Right now we have moved on from her "I want you but I don't" phased to " Ok I do want you and I'm not afraid to admit it" phase! We're actually having that " running to each other " moment! She even tries to call my name! HOW COOL IS THAT?! Now she became my muse and my comfort zo

On My Wedding Day. (judul film doang kok)

Semester 4 ini, kita ditugaskan untuk membuat film masing-masing dengan waktu persiapan satu minggu. Karena sistemnya random atau saling nunjuk menunjuk, rasanya nggak tenang kalo nggak dipersiapin dari awal. Gue punya waktu 1-2 minggu untuk mempersiapkan cerita yang akan dibuat sebelum nunjuk menunjuk dimulai. Karena keterbatasan waktu pre produksi, gue berencana menulis cerita yang memang berpatokan ke sumber daya produksi-nya. Perlu waktu untuk gue berfikir, sampai akhirnya gue mengungsi ke suatu cafe untuk mencari inspirasi. Lalu gue mendengar lagu Spiegel Um Spiegel , lagu instrumental 10 menit yang sangat gue suka. Tanpa ada suara, hanya lantunan alat musik, yang ngga pernah bikin gue ngerasa kalo itu berdurasi selama 10 menit. Lagu yang gue tau dari film favorit gue sepanjang masa: About Time. Dengan mendengar lagu itu... Gue langsung tahu, kalau film yang akan gue buat akan tentang: Ibu . Dan itu akan menjadi film sedih. Poin utamanya sudah ketemu, tapi gue masih nggak ta

Hijab from Hidden Pearls UK Review!

Salaam Sisters! First of all, I would like to say biggest appreciation for my sisters Hidden Pearls UK for sharing me some of their products all the way from UK to Indonesia! FYI, I'm the biggest fan of England, been wanting to go there since forever and see the country where Harry Potter was born #BIGPOTTERHEAD. But Alhamdulillah before Allah give me the chance to go there, they went to me first! Allah always has the biggest surprise, didn't He? Okay so let's begin to the review! They gave me 2 choice of any hijab from their website! It was overwhelming because I wanted it all. But then I browsed the Best Seller Product and it goes down to 2 very different style, Girly and Boy-ish: 1. Plain Tassel Hijab (Lilac)  It's 100% Cotton based hijab. I chose Lilac because I am currently searching for that color to match my dress. (Coincidence? I think not) Plus, it has a cutie little puff-puff on the edge, which brings a whole new level of hijab-ing (yes I just invent

Pernikahan

Ok pada post kali ini gue akan memberanikan diri untuk bercerita tentang pandangan gue tentang pernikahan. Mungkin kalian pernah denger kutipan-kutipan ini sebelumnya: A wedding marks the first day of the rest of your life. You have been dead until now, were you aware of that? You're dead right now. Marion St Claire - Bride Wars (2009) Se shaleh-shalehnya orang, bakal kalah shalehnya sama orang yang udah nikah, walaupun orang yang udah nikah ga shaleh-shaleh amat. Ust. Hanan Attaki Awalnya gue sempet kesel. Emang napa sih kayanya yang belom nikah kesannya nggak berguna banget?! Tapi lalu gue pelajari alasan-alasan dibalik itu. Gue mulai melihat orang-orang yang udah menikah. Dan gue coba mikir lagi. Dulu mungkin pandangan gue untuk orang yang menikah adalah cuma pasangan yang bisa pacaran secara halal. Tapi sebenernya, lebih dari itu semua. Gue jadi lebih memperhatikan bokap nyokap gue. Mereka mungkin bukan pasangan teromantis yang biasanya ada di hashtags #

My Hijab Story

Sudah setahun lebih sebulan mungkin gue memutuskan untuk mengenakan kain yang menutupi keseluruhan kepala gue yang bernama hijab ini. Wow. Kalo lo tanya sama diri gue 2 tahun yang lalu, pasti gue akan jawab: "Hijab? Uhh... kapan-kapan aja ya..." Wallahualam, sekarang gue nggak bisa ngebayangin gue keluar rumah tanpa benda itu melekat di kepala gue. Bagaimana semuanya berawal? Sungguh ini bagian yang gue suka dari semua pemakai hijab yang biasa di sebut  hijabers . Karena pasti semua muslimah mempunyai ceritanya masing-masing. Gue percaya, hijab adalah sesuatu yang harus lahir dari  batin,  bukan  tuntutan. Sering denger kan kasus "hijab paksa"? Biasanya kasus-kasus itu berakhir dengan si perempuan yang selalu mencari kesempatan untuk melepasnya diam-diam. Tentu mungkin ada yang memang berhasil, seiring waktu tuntutan ikut memacu lahirnya kesadaran dari batin. Tapi, coba lo pikir, seorang nelayan yang selalu memancing dengan pancingan dipaksa memancing d

Miracles Series #1

Assalamualaikum, Welcome to Miracle Series, where I would share all my Miracle Experience on my daily basis! Yes the Miracles I'm talking about is one of those magic moments that happened unbelievably and unexpectedly from Allah SWT, things that we thought never happened in a million years, happened. I believe that every single thing happens because Allah has write it on His book;  Lauhful Mahfudz . And sometimes we tend to take things for granted, we thought that we did that ourselves and we forgot to be grateful to Him. This series will help me express my gratitude more insha Allah. And maybe you should too! Okay let's continue to the first Miracles Series! -------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- -------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- Tuesday, 9th January 2018. I was calculating budget for my sh

Jadi Begini Cara Bikin Film Layar Lebar...

(posted in struckbykittens.blogspot.com on 12/29/17) Banyak yang kepo tentang cerita gimana gue bisa ikut dalam produksi film layar lebar di usia yang cukup dini tanpa bantuan kampus (19 tahun, baru selesai semester 2) bahkan ada juga yang memuja muji, padahal sebenarnya di balik itu terdapat prosesi yang biasa-biasa saja. Dan yang namanya jodoh ya nggak kemana. Bermulai dari waktu bulan ramadhan, bulan ramadhan tahun ini bisa dibilang sangat turning point di hidup gue karena beda dengan sebelum-sebelumnya, tahun ini bener-bener tahun tobat gue lah istilahnya dari yang dulu amburadul kayak gimana. Banyak malam-malam gue habiskan untuk berdoa, apa lagi bulan itu gue juga lagi dihadapi ujian yang cukup bikin gue mumet sampe bisa bikin nangis waktu sholat. Pada bulan suci lah itu gue menyerahkan semuanya ke Allah SWT. Sabar aja karena gue percaya janji Allah. Dan lo harus juga. Tibalah di penghujung ramadhan. Waktu tarawih, memang sempat di umumin kalau bakal ada talk show film  2

My First Paycheck!!!

Jadi gue udah pernah cerita tentang waktu gue pertama kali magang di film layar lebar. Yang dimana prosesnya gue yang menghubungi dan meminta untuk ikut serta kepada produser-sutradaranya. Disitu gue bilang ke beliau kalau gue ikhlas secara suka rela, karena emang dari hati aja gitu gue pengen kerja disitu, bukan atas dasar uang sama sekali, dan gue tau kalau film ini adalah film crowd funding, dimana lebih sedikit sumber dayanya daripada dengan film yang mempunyai investor khusus, jadi menurut gue ini adalah keputusan yang cocok. Selama bekerjapun, gue nggak pernah yang namanya perhitungan sama sekali. Karena yang gue dapatkan during the process itu bener-bener lebih worthed daripada uang itu sendiri. Gue merasa menang banyak, walaupun pada kenyataan gue yang malah mengeluarkan uang. Eh ternyata tiba-tiba dihubungin dan dimintain nomer rekening. Seneng banget haha apalagi kalo emang dari awal nggak ngarepin apa-apa. Dan akhirnya gue ngerasain rasanya dapat "gaji/upah"

2018 - Begin Again

It's the first time in years that I finally slept before 12.00 in the morning of 1st January. Why particularly? Maybe because I've decided to drop it off. Because like what I said, this year will be different. And this is one of them. First time that I didn't even say "HNY" to anybody. Not even a call to my loved ones. Rule #1 of New Year New Me : New Year is Only A New Day With Different Calendar. I still had some quality time with my family, like playing video games and eat dinner together and had sleep over afterwards. But it's a normal thing for us to do. It's just one of those holiday moments. Other than that, everything stays the same. About resolution, for me, it's not yearly, it's monthly/weekly or even daily. (C'mon you're such a snobs if you only had to wait for the end of the year to make a change) I do have some targets now. And I know it won't be easy, there's gonna be a lot of mood swings and me