Langsung ke konten utama

Pernikahan

Ok pada post kali ini gue akan memberanikan diri untuk bercerita tentang pandangan gue tentang pernikahan.

Mungkin kalian pernah denger kutipan-kutipan ini sebelumnya:

A wedding marks the first day of the rest of your life. You have been dead until now, were you aware of that? You're dead right now.
Marion St Claire - Bride Wars (2009)

Se shaleh-shalehnya orang, bakal kalah shalehnya sama orang yang udah nikah, walaupun orang yang udah nikah ga shaleh-shaleh amat.
Ust. Hanan Attaki

Awalnya gue sempet kesel. Emang napa sih kayanya yang belom nikah kesannya nggak berguna banget?! Tapi lalu gue pelajari alasan-alasan dibalik itu.

Gue mulai melihat orang-orang yang udah menikah. Dan gue coba mikir lagi. Dulu mungkin pandangan gue untuk orang yang menikah adalah cuma pasangan yang bisa pacaran secara halal. Tapi sebenernya, lebih dari itu semua.

Gue jadi lebih memperhatikan bokap nyokap gue. Mereka mungkin bukan pasangan teromantis yang biasanya ada di hashtags #RELATIONSHIPGOALS yang ada di instagram. Coba aja kalo di liat foto yang ada disitu dan bandingin ama foto bokap nyokap gue:

bu nana dan pak heri

Bisa dilihat sendiri, nyokap bokap gue itu salah satu tipe pasangan yang ditakdirkan untuk saling melengkapi satu sama lain. Disatukan karena ke-perbedaan mereka yang sangat kontras.

Gue jarang melihat mereka memadu kasih dengan sangat mesra, kadang gue hanya melihat mereka sebagai satu orang dengan satu orang yang lain yang bertugas untuk mengasuh 5 manusia-manusia yang terdampar di jalan. 

Kadang dengan mereka yang sangat tidak romantis itu, gue merasa, tidak ada cinta di antara mereka.

Tapi lalu gue sadar... yang udah menikah itu mereka, bukan gue.

Semakin dewasa gue jadi bisa lebih melihat apa arti pernikahan itu sesungguhnya. 

Iya pernikahan itu memang pacaran halal. Tapi beda dengan pacaran yang dengan ke-nggak jelasannya, putus kalo lagi bete dan balikan kalo kangen, atau asal ganti pasangan kalo udah bosen. 

Dalam pernikahan, jangan harap bisa segampang itu, sangat dianjurkannya untuk tidak berpisah kalau memang nggak harus-harus banget. (Bukan berarti dilarang ya, cuma nggak dianjurkan.)

Dan melihat pernikahan nyokap bokap gue yang sudah berlangsung selama 30 tahun lebih (dan insyaAllah sampai akhir hayat). Apa iya nggak ada cintanya?

Iya sih mereka nggak keliatan romantis, tapi bahasa cinta mereka lebih dari sekedar suap-suapan nasi padang.

Iya sih mereka jarang foto-foto unyu, tapi mereka nggak pernah yang namanya memaksa pendapat masing-masing.

Iya sih mereka nggak diem-diem kencan malam mingguan ke pasar malem, tapi sebete-betenya mereka, nggak pernah tuh sampe harus pergi dari rumah.

Iya sih mereka nggak pernah nyanyi dan menari di atap sekolah sambil ujan-ujanan, tapi mereka selalu melantunkan doa untuk mereka setiap salam.

Dan itu semua berlangsung selama 30 tahun lebih.

Karena mereka, gue jadi percaya dengan kutipan yang gue share di awal tadi. 

Pernikahan adalah awal dari kehidupan, karena disitu kamu benar-benar merasakan hidup yang sebenarnya. 

Pernikahan butuh kompromi dan mental yang kuat, makanya orang yang menikah lebih baik daripada yang belum.

Dan nanti akan datang harinya untuk kita memulai hidup yang baru itu dan berubah menjadi orang yang lebih hebat. 

Udah siap belum?

ARSP
26/01/18

Komentar